Minggu, 22 November 2015

Cita-cita

Saya berpikir bahwa mempunyai cita-cita adalah pegangan terbesar setelah ber-Tuhan.

Saya tidak akan meminta Anda untuk sependapat dengan saya. Saya tahu persis mungkin pendapat ini juga akan berubah bagi diri Saya sendiri nanti.

Cita-cita membuat Anda bangun pagi tanpa merasa berat. Jarak yang semakin sempit dari hari ke hari membuat anda bersemangat. Cita-cita yang membuat Anda harus bangun walau memilih bunuh diri ada di satu-satunya pilihan lain.

Bukan kah begitu berkuasa kekuatan sebuah cita-cita jika mungkin Anda memahami maksud saya.

Cita-cita bukan bersifat general. Membahagiakan orang tua itu memang terdengar menyenangkan. Tapi apa dan bagaimana dan bahagia seperti apa yang perlu ditanyakan. Buatlah cita-cita Anda sejelas mungkin. Cita-citalah yang menjadikan Anda punya arah. Minimal, seandainya tidak tercapai, yah, mungkin bisa selisih sedikit lah.

Misalnya saya, saya selalu bermimpi menjadi personal buyer. Haha, siapa lagi yang bisa saya misalkan selain diri saya sendiri? Saya memang belum bahkan agak hampir menjelang mendektai cita-cita saya. Dan karena saya yakin saya akan menjadi itu. Keyakinan ini yang membuat saya mau belajar mendengarkan, tersenyum pada orang lain, pura-pura ramah, belajar tentang banyak hal. Saya belajar tentang fashion walaupun dengan kecepatan kura-kura tidur siang.

Harapan saya, menjadi pegangan saya, menjadi patokan saya menilai diri saya sendiri. Menjadikan saya menghargai diri saya sendiri, karena saya tahu saya akan menjadi orang besar kelak. Hari demi hari saya mencoba memperbaiki diri saya sendiri, karena saya merasa layak mencapai cita-cita saya.

Kita andaikan saja Tuhan tidak mengijinkan saya menjadi apa yang saya mau, setidaknya dekatkan saya dengan cita-cita saya. karena setiap hari saya berusaha mendekat dan mungkin hanya satu centimeter bergerak mendekat. Bukan dengan kilometer. Setidaknya saya mendekat.

Banyak orang berlari kencang tanpa arah. Tersesat dengan cepat. Saya ingin di jalan yang berbeda. Cepat dan seharusnya lebih cepat dijalan yang benar.

Hidup buat saya bukan hanya untuk menunggu waktu malam tiba. Berharap waktu tidur segera datang. dan berdoa esok hari jangan datang. Bila hidup, semua orang juga hidup. Tapi kehilangan arti. Kalau cuma cari makan dan bertahan hidup, hewan ternak juga melakukannya. Saya ingin lebih, saya ingin ketika saya mati, akan ada orang yang hidup lebih baik karena apa yang saya lakukan saat hidup.

Saya ingin punya arti, arti ini yang sedang saya cari. Saya mencari arti itu melalui cita-cita yang saya tambatkan. Mungkin bila saya sudah sedikit menanjak, saya akan melihat dengan lebih baik dan lebih jelas. Kemana saya harus pergi, kepada siapa saya harus bertanya. atau mungkin ketika saya sudah mendekat, saya akan sadar bahwa saya harus mengganti cita-cita saya.

hari demi hari, saya harus mendekat. bukan hanya diam dan menunggu ajal tiba dengan penyesalan karena terlalu malas berusaha.

Tetapkan cita-citamu, rencanakan dan berdoalah untuk mengetahui jalan mana yanng harus ditempuh, dan ulangi terus. Lakukan setiap hari.

Bila kau bahkan tidak tahu kemana kau ingin pergi, lalu menurutmu akan kemanakah Tuhan menuntunmu? Tidak kemanapun. Tetapkanlah. Kau boleh berganti nanti. Tapi punyalah setidaknya satu cita-cita. Agar kau punya arah.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar